JAKARTA, KOMPAS — Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Komisi XI DPR sepakat menargetkan
pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen. Syaratnya, investasi tumbuh 6,3
persen. Tantangannya adalah mendorong ekspansi swasta. Sementara pertumbuhan
investasi pada 2014-2016 rata-rata sebesar 4,56 persen per tahun.
Target pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,4 persen pada 2018 tersebut disepakati Sri Mulyani dan Komisi XI DPR
dalam rapat kerja di Jakarta, Senin (11/9). Agenda rapat adalah membahas asumsi
dasar Rancangan APBN 2018. ”Untuk mencapai target 5,4 persen, banyak usaha
ekstra yang harus dilakukan. Dilihat dari komposisi pertumbuhan, tantangannya
adalah pada konsumsi rumah tangga dan investasi,” kata Sri Mulyani seusai rapat
kerja.
Untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen, menurut Sri Mulyani, investasi ditargetkan
tumbuh 6,3 persen. Untuk itu, pemerintah berkomitmen menjaga momentum
pertumbuhan investasi. Salah satu caranya dengan mendorong pertumbuhan kredit
perbankan, perdagangan pasar modal, investasi BUMN, dan kepercayaan perusahaan
untuk mulai berekspansi.
”Diharapkan perusahaan
tidak lagi dalam situasi menunggu, tetapi sudah mulai ada kepercayaan untuk
melakukan ekspansi usaha atau melakukan investasi baru,” kata Sri Mulyani.
Konsumsi rumah tangga sebagai basis pertumbuhan ekonomi, ujar Sri Mulyani,
merupakan hal penting. Untuk itu, pemerintah akan menjaga daya beli masyarakat.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018, konsumsi rumah
tangga ditargetkan tumbuh 5,1 persen.
Konsumsi
Sri Mulyani mengatakan,
konsumsi masyarakat kelas menengah masih tumbuh tinggi pada 2017 kendati lebih
rendah dari tahun lalu. Sementara untuk komoditas yang harganya diatur
pemerintah, tidak akan ada kenaikan harga. Dengan demikian, daya beli
masyarakat diharapkan pulih setelah tertekan pada semester I-2017. ”Kalau
melihat suku bunga sudah turun, kita harapkan kredit tumbuh sehingga
menciptakan daya beli.
Untuk kelompok tidak mampu,
pemerintah akan menjaga daya beli mereka melalui belanja sosial,” katanya. Dari
aspek lapangan usaha atau sektor, industri pengolahan ditargetkan tumbuh 4,9
persen. Adapun sektor perdagangan ditargetkan tumbuh 5,5 persen. Sementara
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan ditargetkan tumbuh 3,6 persen.
Ketiga sektor ini merupakan tiga besar penyumbang produk domestik bruto
nasional.
Anggota Komisi XI DPR dari
Fraksi PDI-P, Andreas Eddy Susetyo, berpendapat, situasi ekonomi sudah bagus.
Hal ini tecermin dari sejumlah indikator ekonomi yang positif. Namun,
persoalannya, swasta tidak banyak berinvestasi dengan alasan masih menunggu dan
melihat situasi. Untuk itu. Andreas mendorong pemerintah agar proaktif
berkomunikasi dengan swasta untuk menemukan solusi. Langkah ini harus segera
dilakukan agar investasi bisa mulai direalisasikan sehingga bisa mendorong
pertumbuhan ekonomi 2018.
”Saya melihat situasi
menunggu ini lebih banyak karena faktor di luar ekonomi sebab situasi ekonomi
sudah membaik. Ini yang harus ditemukan jawabannya oleh pemerintah. Keran
investasi dari swasta harus segera dibuka,” kata Andreas. (las/kompas)

Komentar
Posting Komentar