Longmarch Jakarta – Malang, Petani Tegalrejo Ditemui Andreas Eddy Susetyo

parlemenjatim.com--JAKARTA-Sembilan warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Samawe), Kabupaten Malang yang melakukan longmarch Malang-Jakarta ditemui oleh Andreas Eddy Susetyo, anggota DPR RI asal daerah pemilihan Malang Raya. Para petani penggarap lahan milik PTPN XII Pancursari itu mengadukan permasalahan yang mereka hadapi dengan manajemen PTPN XII Pancursari.
Ari Ismanto mengungkapkan, dirinya bersama warga 8 warga Tegalrejo memutuskan jalan kaki dari Malang ke Jakarta karena mediasi yang difasilitasi oleh Muspika Kabupaten Malang selalu berakhir buntu. Karena itu, pihaknya memutuskan untuk mengadukan masalah ini langsung ke Presiden Jokowi.
“Mediasi di Malang sudah buntu, karena kami putuskan mengadukan masalah ini kepada Presiden. Tapi di Cikampek, kami dijemput dan diantar bertemu anggota DPR RI. Kami berharap mereka (DPR RI) bisa memperjuangkan nasib kami,” ucap pria yang juga kepala desa Tegalrejo ini, Kamis (13/4).
Sedangkan Andreas Eddy Susetyo mengungkapkan, begitu dirinya tahu ada warga Malang yang jalan kaki dari Malang menuju Jakarta, dirinya langsung memrintahkan staf untuk menjemput mereka yang saat itu sudah berada di wilayah Cikampek.
Andreas menambahkan, sebagai anggota parlemen yang berangkat dari daerah pemilihan Malang Raya, dirinya punya tanggungjawab untuk memperjuangkan aspirasi para petani Tegalrejo tersebut.
“Perjuangan mereka ini luar biasa, mereka jalan kaki hampir 1000 kilo dari Malang menuju Jakarta. Sebagai wakil mereka di parlemen sudah semestinya saya mendengar dan memperjuangkan aspirasi mereka,” tegas Andreas.
Anggota Komisi XI DPR RI ini mengkritik, banyaknya lahan milik PT Perkebunan Nasional (PTPN) yang dibiarkan tanpa dikelola alias menjadi lahan tidur. Pasalnya, kondisi tersebut akan berpotensi pada hilangnya asset negara itu atau menjadi sengketa dengan warga sekitar yang berinisiatif mengelola lahan milik PTPN.
Karena itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut meminta PTPN agar menyerahkan lahan tidur yang mereka miliki untuk dikelola warga sekitar. Tentunya, hal itu didasarkan pada kerjasama yang saling menguntungkan. Disatu sisi, warga bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk sumber kehidupan. Dilain sisi, PTPN mendapat keuntungan dari sewa lahan kepada warga.

“Selain itu, asset PTPN pun aman dari penyerobotan atau perusakan, karena warga sekitar akan ikut menjaga lahan itu,” tutur Andreas, usai hearing dengan petani penggarap lahan dari Malang.

Komentar